Senin, 04 Januari 2016

arti kata sang hyang widhi



Arti Kata Sang Hyang Widhi

Sang Hyang Widhi (disebut juga sebagai Acintya atau Sang Hyang Tunggal) adalah sebutan bagi Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu Dharma masyarakat Bali. Dalam konsep Hinduisme, Sang Hyang Widhi dikaitkan dengan konsep Brahman. Dalam bahasa Sanskerta, 'Acintya' memiliki arti 'Dia yang tak terpikirkan,' 'Dia yang tak dapat dipahami,' atau 'Dia yang tak dapat dibayangkan.'

Sang Hyang Widhi, berasal dari akar kata "Sang", "Hyang", dan "Widhi".
  • Sang, memiliki makna personalisasi atau identifikasi. Contoh penggunaan kata lainnya: sang bayu, sang Nyoman, sang Raja, dan lain-lain.
  • Hyang, terkait dengan keberadaan spiritual yang dimuliakan atau mendapatkan penghormatan yang khusus. Biasanya, ini dikaitkan dengan wujud personal yang bercahaya dan suci.
  • Widhi sama dengan widya artinya pengetahuan, memiliki makna penghapus ketidaktahuan. Penghapus ketidaktahuan memiliki wujud yang beragam menurut jalan ketidaktahuan diselesaikan. Wujud-wujud ini menjadi media bagaimana manusia dan ciptaan di jagat raya ini mengerti dan memahami diri dan lingkungannya. Widhi dapat berupa: cahaya, suara, wujud tersentuh, sensasi tersensori, memori pikiran, rasa emosional, radiasi bintang, pengartian tanda, rasa kecapan, dan lain-lain. Widhi ini sangat terkait dengan dharma, atau lingkungan yang merupakan pustaka abadi dimana manusia dapat membaca keseluruhan pengetahuan tentang widhi. Dharma secara keseluruhan adalah widhi itu sendiri. Terkait dengan proses belajar, dharma tampaknya terpartisi menjadi arus berlanjut yang hadir kepada manusia tanpa henti hingga masa manusia itu berakhir.
Secara deskriptif, makna Sang Hyang Widhi tidak cukup untuk diungkapkan dengan beberapa kalimat. Namun, dengan adanya dharma, semua orang dapat memahami makna sang hyang widhi ini secara utuh. Bahwa sang hyang widhi dipahami pertama melalui terlihatnya matahari di dalam mimpi seseorang, yang memberikan kesenangan luar biasa atau kesenangan tertinggi dari yang pernah dia rasakan. Kesenangan atau kebahagiaan ini berlanjut beberapa hari tanpa jeda. Namun, seseorang tidak dapat melihat matahari di dalam mimpi jika di dalam kenyataan ini dia tidak perhatian dengan matahari dan perkembangan hari siang dan malam.
Sang Hyang Widhi secara sederhana berarti dia yang memancarkan widhi atau penghapus ketidaktahuan. Dengan batasan media yang berupa cahaya, maka sang hyang widhi adalah sumber cahaya. Sumber cahaya ini berupa matahari atau sumber cahaya lain. Dengan demikian, dengan membatasi bentuk widhi berupa cahaya, sang hyang widhi adalah sumber cahaya.

Sang Hyang Widhi Wasa adalah Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri yang merupakan sebutan Tuhan dalam Hindu Dharma dalam naskah-naskah dan lontar disebutkan :
Kata"Hyang Widhi" sebagai Tuhan Dalam Siwa Tattwa) juga berarti bahwa :
  • Ia yang menakdirkan, 
  • Ia yang maha kuasa, yang juga dalam bahasa Bali diterjemahkan dengan :
    • Sanghyang Titah.
    • Sanghyang Tuduh, ("Beliau yang ada pertama kali, tanpa ayah dan ibu"; Lontar Bagawan Garga).
  • Dan Dialah sejatinya disebutkan asal segala yang ada ini dan kepadaNya pula segala yang ada ini akan kembali.
Dalam beberapa simbol dan lambang suci, Beliau disebutkan sebagai :
  • Acintya, wujud Tuhan yang tak terpikirkan.
  • Ongkara, aksara suci untuk panunggalan Sang Hyang Widhi 
  • Dengan kemahakuasaan yang dimiliki dalam Widhi Tatwa disebutkan Beliau juga memberikan simbul pada kekuatanNya dalam ucapan aksara suci "OM" yang diucapkan pada mantra - mantra sebagai lambang kesucian dan jiwa dari seluaruh alam ini seperti halnya :
    • Gayatri Mantram, Pranawa (OM; Omkara); sebagai lambang kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi.
    • Mantram Puja Trisandhya, Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa disebut juga sebagai Hyang Siwa, jiwa dari seluruh lapisan alam Tri Loka (bhùr, bwah dan svah)
Dalam Lontar Bhuwana Kosa disebutkan, Beliau,
  • Maha mengetahui ("VID"; sinar suci pengetahuan dan sumber dari sabda Tuhan)
  • Maha Esa, 
  • tanpa bentuk, 
  • tanpa warna, 
  • tak terpikirkan (simbol dan istilah dari Acintya), 
  • tak tercampur, 
  • tak bergerak, 
  • tak terbatas dan sebagainya.
Sang Hyang Widhi itu maha tunggal, tidak ada duanya yang awalnya disebutkan bahwa alam ini kosong atau luang sebagaimana dijelaskan dalam Eka Wara sebagai hal pokok yang paling tinggi dan pertama kedudukannya dalam wewaran, sehingga pedoman perkembangan dan pencatatan dari waktu ke waktu dalam sebuah Rumus Perhitungan Wariga dan Dewasa Ayu dalam Kalender Bali menjadi acuan setiap hari raya, yadnya, piodalan dan upacara - upacara Hindu di Bali lainnya, baik dalam penentuan;
 
Di dalam kitab Brahman Sutra dinyatakan “ Jan Ma Dhyasya Yatah “ artinya Hyang Widhi adalah asal mula dari semua yang ada di alam semesta  ini. Dari pengertian tersebut bahwa Hyang Widhi adalah asal dari segala yang ada.
Kata ini diartikan semua ciptaan, yaitu alam semesta beserta isinya termasuk Dewa – dewa dan lain – lainnya berasal dan ada di dalam Hyang Widhi. Tidak ada sesuatu di luar diri beliau. Penciptaan dan peleburan adalah kekuasaan beliau.
Agama Hindu mengajarkan bahwa Hyang Widhi Esa adanya tidak ada duanya. Hal ini dinyatakan dalam beberapa kitab Weda antara lain :

Dalam Chandogya Upanishad dinyatakan : “ Om tat Sat Ekam Ewam Adwityam Brahman “ artinya Hyang Widhi hanya satu tak ada duanya dan maha sempurna.
Dalam Mantram Tri Sandhya tersebut kata – kata :
“  Eko Narayanad na Dwityo Sti Kscit “ artinya hanya satu Hyang Widhi dipanggil Narayana, sama sekali tidak ada duanya.
Dalam Kitab Suci Reg Weda disebutkan “
“ Om Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti “ artinya Hyang Widhi itu hanya satu, tetapi para arif bijaksana menyebut dengan berbagai nama.
Dalam kekawin Sutasoma dinyatakan :
Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa
artinya berbeda – beda tetapi tetap satu, tak ada Hyang Widhi yang ke dua.
Dengan pernyataan – pernyataan di atas sangat jelas, umat Hindu bukan menganut Politheisme, melainkan mengakui dan percaya adanya satu Hyang Widhi.

Hindu sangat lengkap, dan fleksibel. Tuhan dalam Hindu di insafi dalam 3 aspek utama, yaitu :
  1. Brahman ( Yang tidak terpikirkan ),
  2. Paramaatma ( Berada dimana-mana dan meresapi segalanya ), 
  3. Bhagavan ( berwujud ). 
Sumber :
 https://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Hyang_Widhi
 http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2011/12/hyang-widhi.html

2 komentar:

  1. Perbandingan agama itu mata kuliah kah?
    Diperoleh dari kuliah jurusan agama ya?
    Mohon infonya ya.
    Terima kasih sebelumnya...
    Matur suksma...

    BalasHapus
  2. #Respect bahwa tuhan itu hanya SATU yaitu SANG PENCIPTA ALAM DAN SEISI NYA.

    🙏

    BalasHapus