Arti Kata Sang Hyang Widhi
Sang Hyang Widhi (disebut juga sebagai Acintya atau Sang Hyang Tunggal) adalah sebutan bagi Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu Dharma masyarakat Bali. Dalam konsep Hinduisme, Sang Hyang Widhi dikaitkan dengan konsep Brahman. Dalam bahasa Sanskerta, 'Acintya' memiliki arti 'Dia yang tak terpikirkan,' 'Dia yang tak dapat dipahami,' atau 'Dia yang tak dapat dibayangkan.'
Sang Hyang Widhi, berasal dari akar kata "Sang", "Hyang", dan "Widhi".
- Sang, memiliki makna personalisasi atau identifikasi. Contoh penggunaan kata lainnya: sang bayu, sang Nyoman, sang Raja, dan lain-lain.
- Hyang, terkait dengan keberadaan spiritual yang dimuliakan atau mendapatkan penghormatan yang khusus. Biasanya, ini dikaitkan dengan wujud personal yang bercahaya dan suci.
- Widhi sama dengan widya artinya pengetahuan, memiliki makna penghapus ketidaktahuan. Penghapus ketidaktahuan memiliki wujud yang beragam menurut jalan ketidaktahuan diselesaikan. Wujud-wujud ini menjadi media bagaimana manusia dan ciptaan di jagat raya ini mengerti dan memahami diri dan lingkungannya. Widhi dapat berupa: cahaya, suara, wujud tersentuh, sensasi tersensori, memori pikiran, rasa emosional, radiasi bintang, pengartian tanda, rasa kecapan, dan lain-lain. Widhi ini sangat terkait dengan dharma, atau lingkungan yang merupakan pustaka abadi dimana manusia dapat membaca keseluruhan pengetahuan tentang widhi. Dharma secara keseluruhan adalah widhi itu sendiri. Terkait dengan proses belajar, dharma tampaknya terpartisi menjadi arus berlanjut yang hadir kepada manusia tanpa henti hingga masa manusia itu berakhir.
Sang Hyang Widhi secara sederhana berarti dia yang memancarkan widhi atau penghapus ketidaktahuan. Dengan batasan media yang berupa cahaya, maka sang hyang widhi adalah sumber cahaya. Sumber cahaya ini berupa matahari atau sumber cahaya lain. Dengan demikian, dengan membatasi bentuk widhi berupa cahaya, sang hyang widhi adalah sumber cahaya.
Sang Hyang Widhi Wasa adalah Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri yang
merupakan sebutan Tuhan dalam Hindu Dharma dalam naskah-naskah
dan lontar disebutkan :
- Disebut "Bhatara Siwa" dalam Lontar Siwa Sasana sebagaipedoman bagi para Pandita (sulinggih) yang berasal dari Hindu Siwa.
- Disebut "Brahman" dalam Upanisad sebagai ajaran filsafat yang merupakan bagian dari Weda Sruti sebagai sabda atau wahyu Tuhan secara langsung.
Kata"Hyang Widhi" sebagai Tuhan Dalam Siwa Tattwa) juga berarti bahwa :
- Ia yang menakdirkan,
- Ia yang maha kuasa, yang juga dalam bahasa Bali diterjemahkan dengan :
- Sanghyang Titah.
- Sanghyang Tuduh, ("Beliau yang ada pertama kali, tanpa ayah dan ibu"; Lontar Bagawan Garga).
- Dan Dialah sejatinya disebutkan asal segala yang ada ini dan kepadaNya pula segala yang ada ini akan kembali.
Dalam beberapa simbol dan lambang
suci, Beliau disebutkan sebagai :
- Acintya, wujud Tuhan yang tak terpikirkan.
- Ongkara, aksara suci untuk panunggalan Sang Hyang Widhi
- Dengan kemahakuasaan yang dimiliki dalam Widhi Tatwa disebutkan Beliau juga memberikan simbul pada kekuatanNya dalam ucapan aksara suci "OM" yang diucapkan pada mantra - mantra sebagai lambang kesucian dan jiwa dari seluaruh alam ini seperti halnya :
- Gayatri Mantram, Pranawa (OM; Omkara); sebagai lambang kesucian dan kemahakuasaan Hyang Widhi.
- Mantram Puja Trisandhya, Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa disebut juga sebagai Hyang Siwa, jiwa dari seluruh lapisan alam Tri Loka (bhùr, bwah dan svah)
Dalam Lontar Bhuwana Kosa disebutkan, Beliau,
- Maha mengetahui ("VID"; sinar suci pengetahuan dan sumber dari sabda Tuhan)
- Maha Esa,
- tanpa bentuk,
- tanpa warna,
- tak terpikirkan (simbol dan istilah dari Acintya),
- tak tercampur,
- tak bergerak,
- tak terbatas dan sebagainya.
Sang Hyang Widhi itu maha tunggal,
tidak ada duanya yang awalnya disebutkan bahwa alam ini kosong atau luang
sebagaimana dijelaskan dalam Eka Wara sebagai hal pokok yang paling tinggi
dan pertama kedudukannya dalam wewaran, sehingga pedoman perkembangan dan
pencatatan dari waktu ke waktu dalam sebuah Rumus Perhitungan Wariga dan Dewasa Ayu dalam
Kalender Bali menjadi acuan setiap hari raya, yadnya, piodalan dan upacara - upacara Hindu di Bali lainnya, baik
dalam penentuan;
Di dalam kitab Brahman Sutra
dinyatakan “ Jan Ma Dhyasya Yatah “ artinya Hyang Widhi adalah
asal mula dari semua yang ada di alam semesta ini. Dari pengertian tersebut
bahwa Hyang Widhi adalah asal dari segala yang ada.
Kata ini diartikan semua ciptaan, yaitu alam semesta beserta
isinya termasuk Dewa – dewa dan lain – lainnya berasal dan ada di
dalam Hyang Widhi. Tidak ada sesuatu di luar diri beliau. Penciptaan dan
peleburan adalah kekuasaan beliau.
Agama Hindu mengajarkan bahwa Hyang Widhi Esa adanya
tidak ada duanya. Hal ini dinyatakan dalam beberapa kitab Weda antara lain :
Dalam Chandogya Upanishad dinyatakan : “ Om tat Sat Ekam Ewam Adwityam Brahman “ artinya Hyang Widhi hanya satu tak ada duanya dan maha sempurna.
Dalam Chandogya Upanishad dinyatakan : “ Om tat Sat Ekam Ewam Adwityam Brahman “ artinya Hyang Widhi hanya satu tak ada duanya dan maha sempurna.
Dalam Mantram Tri Sandhya tersebut kata – kata :
“ Eko Narayanad na Dwityo Sti Kscit “ artinya hanya
satu Hyang Widhi dipanggil Narayana, sama sekali tidak ada duanya.
Dalam Kitab Suci Reg Weda disebutkan
“
“ Om Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti “ artinya Hyang
Widhi itu hanya satu, tetapi para arif bijaksana menyebut dengan berbagai nama.
Dalam kekawin Sutasoma dinyatakan :
Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrwa
artinya berbeda – beda tetapi tetap satu, tak ada Hyang
Widhi yang ke dua.
Dengan pernyataan – pernyataan di
atas sangat jelas, umat Hindu bukan menganut Politheisme, melainkan mengakui
dan percaya adanya satu Hyang Widhi.
Hindu sangat lengkap, dan fleksibel. Tuhan dalam Hindu di insafi dalam 3 aspek utama, yaitu :
Hindu sangat lengkap, dan fleksibel. Tuhan dalam Hindu di insafi dalam 3 aspek utama, yaitu :
- Brahman ( Yang tidak terpikirkan ),
- Paramaatma ( Berada dimana-mana dan meresapi segalanya ),
- Bhagavan ( berwujud ).
https://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Hyang_Widhi
http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2011/12/hyang-widhi.html
Perbandingan agama itu mata kuliah kah?
BalasHapusDiperoleh dari kuliah jurusan agama ya?
Mohon infonya ya.
Terima kasih sebelumnya...
Matur suksma...
#Respect bahwa tuhan itu hanya SATU yaitu SANG PENCIPTA ALAM DAN SEISI NYA.
BalasHapus🙏