Kajang ini sesungguhnya ada dua macam, yaitu :
Kajang Siwa
Kajang Siwa adalah kajang yang diperoleh dari Sang Sulinggih (Pedanda,
Sri Empu, Dukuh, Bhagawan, dll) yang muput upacara bersangkutan.
Kajang Kawitan
Kajang
Kawitan adalah kajang yang diperoleh dengan cara nunas kepada Bhatara
Kawitan, di Pura Kawitan warga masing-masing. Kajang Kawitan ini akan
berbeda antar setiap soroh/clan, seperti misalnya Kajang Pasek yang ada
di gambar di atas, dan Kajang Pande yang ada di gambar dibawah.
Kajang merupakan simbol atman yang dilukiskan dengan aksara dan
gambar-gambar suci, penggunaan kajang ini dalam upacara pengabenan
adalah diletakkan diatas jenazah/petinya seperti selimut. Sebelum dapat
digunakan sesuai dengan nilai spiritualnya harus dilaksanakan upacara
Ngajum Kajang, mengenai upacara ini akan diulas khusus pada artikel
selanjutnya. Setelah selesai ngajum kajang barulah kajang ini dinyatakan
telah memiliki nilai spiritual atau daya magis, pada saat
pemberangkatan jenazah menuju kuburan (Setra/Patunon) kajang ini
diletakkan di atas jenazah yang diusung menggunakan wadah/bade, dan
nantinya akan dibakar bersama jenazah.
Kajang memiliki nilai spiritual sebagai tanda restu dari sanak keluarga,
Sang Sulinggih, dan Bhatara Kawitan terhadap kepergian Sang Lina (mati)
untuk manunggal kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.
sumber : http://nirmalajati.blogspot.co.id/2014/07/kajang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar